Selasa, 20 Maret 2012

Konsep Kesehatan Mental (tulisan)

 


         Konsep Sehat dan Dimensinya
       Siapa yang tau.. Sehat itu apa? Kalian dalam keadaan sehat kah sekarang ini? Yuuk coba kita baca dulu tulisan yang ini. Pengertian mengenai sehat mempunyai batasan yang berbeda-beda. Mungkin orang secara umum mengartikan sehat sebagai keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya. Sebagian dari kita juga mendefinisikan sehat lebih berfokus pada fisik semata, misalnya sehat adalah keadaan tidak sakit. Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, sehat atau kesehatan dirumuskan sebagai berikut: “Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial.” Berbeda dengan batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1974 yang lebih luas yakni sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
         Dalam memahami konsep sehat pastinya berkaitan erat dengan pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Terdapat model-model kesehatan antara model barat dan model timur ada perbedaan antara kedua model tersebut yaitu Barat memandang kesehatan bersifat dualistik melihat tubuh manusia seperti mesin dan dipengaruhi oleh dominasi medis, sedangkan Timur lebih bersifat holistik, melihat kesehatan secara menyeluruh dan saling terkait.
        Diatas merupakan gambaran tentang konsep sehat. Jadi, apakah konsep sehat itu? Konsep sehat adalah suatu konsep yang muncul dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya yang kita lakukan untuk mendapatkan status sehat pada tubuh kita. Selain itu, pamahaman konsep sehat juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan antara pikiran, jiwa (mental & spiritual), dan fisik (lahiriah). Konsep sehat inilah yang akan menuntun kita pada pola sehari-hari yang sehat.

Berikutnya akan dijelaskan mengenai empat dimensi kesehatan yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang ataupun kelompok masyarakat:
a.   Kesehatan fisik
Ialah tidak merasa sakit atau tidak ada keluhan dan secara klinis tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan.
b.   Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yaitu:
1)   Pikiran --> pikiran yang sehat itu tercermin dari cara berpikir dan jalan pikiran mampu berpikir logis.
2)   Emosional --> emosional yang sehat tercermin dari kemampuan mengekspresikan emosinya, misal sedih, gembira dll.
3)  Spiritual --> spiritual yang sehat tercermin dari cara mengekspresikan rasa syukur, pujian, keagungan dsb terhadap Sang Pencipta. Dapat dilihat dari praktik keagamaan atau keyakinan.
c.   Kesehatan sosial
Ialah mampu berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama dsb.
d.   Kesehatan dari aspek ekonomi
Seseorang yang produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menjadi pemasukan finansial terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya.


           Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

          Sejarah kesehatan mental merupakan suatu cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Zaman dahulu kala, nenek moyang kita mengalami gangguan-gangguan mental. Mereka menderita berbagai keluhan pada jiwa/mental dan juga seperti demam. Sejak itulah manusia mulai menjelaskan penyakit mental, cara mengatasi dan memulihkannya.

Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan baik mental maupun fisik. Menurut mereka misal gigi yang sakit dan orang yang gila disebabkan oleh roh-roh jahat atau mantera-mantera musuh. Jadi, perawatannya dilakukan seperti menggosok, mengisap, menjilat, dan membalut.

Peradaban Awal
Dari 5000 tahun SM sampai 500 tahun M, penyakit mental mulai menjadi hal yang umum terjadi. Di Mesir bercorak magis dan berhubungan dengan agama dalam melindungi kesehatan. Di Yahudi terdapat dokter sekaligus imam untuk merawat penyakit mental. Di Persia, setan-setan menjadi penyebab penyakit mental dan penyakit lainnya. Di Cina, gangguan mental dianggap sebagai penyakit dan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang. Saat di Yunani mulai dilakukan penelitian-penelitian modern dan banyak terminologi psikiatri modern.
Berdasarkan kutipan sejarah perkembangan kesehatan mental diatas, dapat disimpulkan bahwa pandangan masyarakat apa itu sakit mental ternyata berbeda-beda dan mengalami perkembangan terus menerus. Dunia medis juga memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman tentang gangguan mental.


           Perkembangan Kepribadian Menurut Freud

     Teori dari Freud dikenal sebagai Teori Psikoseksual. Freud berpendapat bahwa kepribadian telah cukup terbentuk pada akhir tahun kelima dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya elaborasi terhadap struktur dasar itu. Kepribadian itu berkembang dalam hubungan dengan empat macam sumber tegangan pokok, yaitu:
a.      a. Proses-proses pertumbuhan fisiologis
Seiring berjalannya waktu dan usia, pertumbuhan fisik manusia akan mengalami perubahan yang tampak.
b.      b. Frustasi
Frustasi mungkin pernah dialami sebagian orang, dimana individu merasa putus asa tetapi semua nya harus tetap berlanjut untuk lebih baik.
c.       c. Konflik
Ketidaksesuaian sesuatu hal yang kita inginkan dapat menimbulkan konflik, baik konflik dalam diri sendiri maupun dengan orang lain.
d.      d. Ancaman
Suatu kondisi dimana individu dalam keadaan yang terancam, sehingga individu diharapkan bisa terhindar atau melindungi diri dari ancaman-ancaman.

Identifikasi adalah metode yang digunakan untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang tak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri.

Pemindahan adalah terjadi pemindahan sampai ditemukan objek yang mampu mengurangi tegangan.
Freud mendefinisikan perkembangan kepribadian ialah belajar mempergunakan cara-cara baru dalam mereduksikan tegangan.

            Tahap-tahap perkembangan:
a.    a. Tahap Oral
Sumber kenikmatan berasal dari mulut, misal makan. Bisa juga menelan makanan dan menggigit.
b.    b. Tahap Anal
Sumber kenikmatan berasal dari dubur dalam fungsi pembuangan. Misal, toilet training.
c.    c. Tahap Phalik
Yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan-perasaan seksual. Di mana ada rasa afeksi dari orangtua yang jenis kelamin berbeda dengannya. Contoh: Kompleks Oedipus.
d.    d. Tahap Genital
Daya tarik seksual, sosialisai, perencanaan karier dll mulai muncul. Misal, anak remaja mulai mencintai orang lain.


           Perkembangan Kepribadian Menurut Erikson

          Teori dari Erikson dikenal sebagai Teori Psikososial. Terdapat 8 tahap perkembangan kepribadian yang diuraikan sebagai berikut:
a.     Kepercayaan Dasar vs. Kecurigaan Dasar
Bayi mulai mengembangkan rasa percaya kepada orang lain, terutama ibunya. Ia belajar mempercayai dirinya sendiri. Yang diperlukan orangtua keibuan dan dapat dipercaya yang responsif terhadap kebutuhan-kebutuhannya, seperti makanan dan kehangatan.

b.     Otonomi vs. Perasaan Malu dan Keragu-raguan
Anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban dan haknya bagi dirinya. Inilah tahap berkembangnya kebebasan pengungkapan diri dan sifat kasih sayang.

c.      Inisiatif vs. Kesalahan
Tahap inisiatif ialah masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab. Anak menampilkan diri lebih maju dan lebih “seimbang” secara fisik maupun kejiwaan. Bahayanya ialah perasaan bersalah yang dapat menghantui anak.

d.     Kerajinan vs. Inferioritas
Anak harus belajar mengontrol imajinasinya yang sangat kaya dan mulai masuk pendidikan formal. Ia mengembangkan sikap rajin dan mempelajari ganjaran dari ketekunan.  Bahayanya ialah anak bisa mengembangkan perasaan rendah diri.

e.       Identitas vs. Kekacauan Identitas
Individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, bahwa ia manusia unik. Mulai menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya sendiri. Tetapi juga bisa merasa terisolasi, hampa, dan bimbang yang menyebabkan kekacauan identitas.

f.       Keintiman vs. Isolasi
Orang-orang dewasa awal siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mendambakan hubungan yang intim. Bahayanya ialah isolasi, yakni cenderung menghindari hubungan dengan orang lain karena tidak mau melibatkan diri dalam keintiman.

g.      Generativity vs. Stagnasi
Perhatian terhadap apa yang dihasilkan dalam keturunan, ide-ide dsb. Nilai pemeliharaan (care) berkembang. Bahayanya ialah tidak memelihara atau melanjutkan sesuatu yang generasional.

h.      Integritas vs. Keputusasaan
Integritas adalah suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda dan orang-orang, produk, dan ide. Bahayanya ialah keputusasaan tertentu menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan. Ini bisa memperburuk perasaan bahwa kehidupan ini sudah tidak berarti dan ajal sudah dekat.



            Kepribadian Sehat

Apakah kepribadian sehat itu? Seperti apakah kepribadian yang sehat? Mungkin ini pertanyaan pertama kali yang ada di benak saya ketika mendengar dan melihat kata kepribadian sehat. Saya, sebagai orang yang sedang dalam proses belajar, berusaha memberikan definisi tentang kepribadian sehat adalah kepribadian yang kita miliki terlihat baik dan tidak ada gangguan yang menyimpang atau abnormal. Benar atau tidak ya? Kita mulai membahas mengenai kepribadian sehat.
Menurut Schultz dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pertumbuhan, konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang dan kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui. Banyak ahli psikologi percaya bahwa penelitian tentang kepribadian yang sehat akan menjadi fokus utama psikologi.

Model Allport
Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, ke peristiwa-peristiwa kontemporer dan pristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali pada peristiwa masa kanak-kanak. Dan juga orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan dan visi itu mempersatukan kepribadian.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa orang yang mempunyai kepribadian sehat ialah bersandar kuat pada masa depan, tanpa mengganti masa sekarang dengan masa depan. Orientasi kita harus ke tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang serta perhatian kita terhadap kehidupan yang terus berlangsung. Dan juga selain itu, dari pandangan lainnya kepribadian sehat sebagaimana mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki.



Daftar Pustaka

Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Schultz, D., (1991). Psikologi pertumbuhan; model-model kepribadian sehat. Yogyakarta:        Penerbit Kanisius

Hall, C.S., Lindzey, G., (1993). Psikologi kepribadian 1; teori-teori psikodinamik (klinis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Notoadmodjo, S., (2010). Promosi kesehatan; teori & aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Semiun, Y., (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Wratsongko, M., (2010). Shalat jadi obat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


Gambar: https://www.google.co.id/

4 comments:

theofredrik mengatakan...

pembahasannya bagus dan dapat menambah pengetahuan juga :)

usmansoleh mengatakan...

Terimakasih atas ilmu'a yah ki smoga qta semua bisa mengambil pelajaran dari artikel ini,amin

shiella sasmita mengatakan...

wah sangat membantu nih :D

Unknown mengatakan...

The Best Casinos in USA - APRCasino
It 토토 is one https://octcasino.com/ of herzamanindir.com/ the most sol.edu.kg well-known casino casinos, and it is owned and operated by the Rincon Band of aprcasino Luiseno Indians. There are over 100 different

Posting Komentar

 

Blog Template by YummyLolly.com