Minggu, 22 April 2012

Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow

Nah, sekarang kita mulai pembahasan mengenai Teori Kepribadian Sehat Menurut Abraham Maslow..


Pandangan dari Abraham Maslow yang optimistis dan humanistik tentang kodrat manusia ialah mempelajari berapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia secara utuh. Dalam pandangan humanistik ini, sebenarnya manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai.

A.  Hierarki Kebutuhan Manusia

Menurut Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan-diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi, yakni aktualisasi-diri. Berikut 5 kebutuhan-kebutuhan itu dalam tingkatan dari yang rendah ke yang tinggi:

1.)  Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis
adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, dan seks. Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup.

2.)  Kebutuhan-kebutuhan Akan Rasa Aman
adalah kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.

3.)  Kebutuhan Akan Memiliki dan Cinta
yang dimaksud adalah kita dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian yang sama dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain.

4.)  Kebutuhan Akan Penghargaan
Penghargaan yang berasal dari orang-orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise, atau keberhasilan dalam masyarakat. Apabila kita merasakan suatu perasaan penghargaan dari, kita merasa yakin dan aman akan diri kita, kita juga merasa berharga dan adekuat.

5.)  Kebutuhan Akan Aktualisasi-Diri
Aktualisasi-diri didefinisikan sebgai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Dalam diri orang yang mengaktualisasikan diri, yakni orang yang bergerak atau tumbuh dengan cara yang sehat, kebutuhan-kebutuhan yang rendah tidak berbenturan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar..


Maslow menemukan bahwa individu yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap peristiwa dalam kehidupan mereka dan juga mereka memiliki derajad kesehatan mental yang tinggi.




B.  Kepribadian yang Sehat Menurut Maslow


Ada beberapa pendapat Maslow mengenai individu yang sehat itu seperti apa. Saya dapatkan dari beberapa referensi buku.


Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris:
"Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."


Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.




C.  Perbedaan "Metaneeds" dengan "Deficiency needs"


Metaneeds atau "metakebutuhan" merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan atau ke arah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Disini terdapat B-values yakni tujuan-tujuan dalam dirinya sendiri, bukan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lain.


Deficiency needs merupakan keadaan-keadaan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Misal, apabila pada suatu waktu kita tidak makan, maka kita akan merasa ada kekurangan di dalam tubuh kita. Kekurangan tersebut bisa menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak. Kita memiliki suatu kebutuhan khusus (lapar) akan objek tujuan khusus (makanan).




D.  Ciri-ciri "Actualized People"


Berikut ciri-ciri yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri:
1.)  Mengamati Realitas Secara Efisien
Individu yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif.


2.)  Menerima diri mereka sendiri, orang-orang lain, secara kodrati seperti apa adanya
Individu yang mengaktualisasikan-diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan  mereka tanpa keluhan.


3.)  Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.


4.)  Fokus Pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Mereka senang melakukan pekerjaan mereka dan mengabdikan kebanyakan energi mereka kepada tugas tersebut.


5.)  Memiliki Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Memiliki suatu kebutuhan yang untuk pemisahan dan kesunyian.


6.)  Berfungsi secara Otonom
Prefernsi dan kemampuan untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik.


7.)  Apresiasi yang Senantiasa Segar, Bukan Penuh Prasangka
Senatiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu  bagaimananapun seringnya pengalaman itu terulang, disertai perasaan kenikmatan yang segar, terpesona, dan kagum.


8.)  Memiliki Pengalaman Mistik
Diri dilampaui dan orang sehat itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.


9.)  Memiliki Minat Sosial
Memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap semua manusia dan juga keinginan untuk membantu sesama.


10.) Hubungan Antarpribadi
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang lain dan mampu memiliki cinta yang lebih besar serta persahabatan yang lebih dalam.


11.)  Watak yang Demokratis
Membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, goglongan politik atau agama, ras dan warna kulit.


12.)  Tidak Mencampurkan antara Sarana dan Tujuan
Membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.


13.)  Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Humor yang bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, bukan kepada seorang individu yang khusus.


14.)  Resistensi terhadap Inkulturasi
Dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial. Mereka mempertahankan batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka sendiri.



Sumber Referensi:
Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 2; teori-teori holistik (organismik-fenomenologis).  Yogyakarta: Penerbit Kanisius.


Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Penrbit Kanisius.


Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.
 

Blog Template by YummyLolly.com