Minggu, 25 Maret 2012

Pembaca Koran

Koran. Kumpulan beberapa lembar kertas yang berisi beberapa informasi. Dari yang ter "hangat" sampai yang ter "dingin". Biasanya pada halaman depan terdapat headlinebeserta gambarnya. Menarik perhatian para pembacanya. Setelah dibuka lembar per lembar, didalamnya disuguhkan bacaan-bacaan yang informatif. Mulai berita dari dalam negeri, luar negeri, olahraga, entertainment, maupun opini dari kalangan masyarakat. Para tim redaksi dari koran itu pun membuat semenarik dan sebaik mungkin dalam menulis berita-berita di koran. Agar para pembacanya bisa memahami dan tertarik dengan bacaan-bacaan yang ada di koran tersebut.


Biasanya Minggu pagi, setelah beres-beres rumah, sekitar pukul 09.00 aku menunggu tukang koran lewat di teras rumah. Tukang koran nya pun sudah tau bahwa penghuni rumah yang ber cat hijau itu akan membeli koran yang ia bawa. Tidak lama kemudian terdengar suara 'koraaannn.. koraaannn..' aku bergegas memakai sandal dan keluar untuk membeli koran tersebut, sambil membawa uang Rp.3.500 (harga kisaran koran). Senang sekali rasanya apabila koran itu sudah ada di genggaman tanganku.

Yaa.. Aku sangat suka membaca koran. Walaupun tidak setiap hari aku membeli koran. Tapi setiap hari Minggu wajib bagiku untuk membeli koran. Aku suka membeli sebuah koran yang berinisial 'K'. Maaf aku tidak menyebutkan nama korannya secara lengkap. Hihi. Sebut saja Koran Favoritku. Mengapa koran tersebut menjadi koran favoritku? Karena koran tersebut menyuguhkan berbagai tulisan-tulisan yang tidak hanya berita tetapi juga bacaan-bacaan yang bisa menjadi inspirasi. Wow.. Bagus bukan?

Menurutku, membaca koran adalah hal yang menyenangkan. Apalagi ditemani secangkir teh hangat dan kue serabi yang siap hidang. Hmm.. Di koran favoritku tersebut, aku paling suka pada rubrik Kehidupan, Seni, Opini, Kartun, Tren Konsultasi, dll. Itulah sekilas ceritaku tentang koran. Tidak hanya koran saja, aku juga suka membaca buku, situs atau blog di internet. Karena dengan membaca kita bisa tahu banyak hal, mungkin yang tadinya kita tidak tahu menjadi tahu.

Membaca adalah sumber ilmu pengetahuan. :)
Keep reading, guys! \m/


Gambar: www.google.co.id

Long Distance Relationship

Whaaaatttt? LDR?
Are you surprised with these sentence?

 

Yap, I have been long-distance-relationship about three years with my boyfriend.
Hmm.. It looks difficult. But if we believe that we can, WE CAN DO IT WELL!
Insya Allah :)

Saya sekedar ingin share tips hubungan jarak jauh bagi kalian yang sama demikian halnya dengan saya.
Langsung aja nih yaa tips-tipsnya, sebagai berikut:

1.  Komitmen
Komitmen itu penting banget dalam suatu hubungan. Mau yang jarak jauh, jarak sedang dan jarak dekat. Menurut saya, komitmen itu suatu perjanjian yang disepakati kedua belah pihak, eh tapi ngga perjanjian juga sih, jadi gimana yah? yaa bisa lah kalian mengartikan menurut bahasa kalian masing-masing :) hoho. Bisa bertanggung jawab dengan apa yang sudah diucapkan dan dijanjikan. Bisa pegang omongan lah kurang lebih.

2.  Jujur  
Nah, mungkin bagi sebagian pasangan kejujuran itu yang susah. Tapi, itu penting loh! Simpelnya deh, kita sebagai manusia itu kudu harus wajib jujur apapun keadaannya. Karena.. Bohong itu dosa! Hihi. Anak kecil aja tau :) ngga ada salahnya kok kita jujur dengan pasangan, ngapain juga sih kita bohong-bohong segala. Ngga ada gunanya toh? Malah ngerugiin diri kita sendiri dan ngga dipercaya lagi deh tu sama orang sekitar kita kalau kita berbohong. Kalau kita jujur, toh pasangan juga akan jujur sama kita.

3.  Percaya
Jujur, saya sendiri tidak mudah untuk percaya dengan seseorang. Memang sih butuh beberapa waktu untuk bisa mempercayai seseorang yang kita sayang. Buuutt. seiring berjalannnya waktu dan kita sudah mulai kenal lebih jauh dengan pasangan, pasti rasa percaya itu datang juga pada akhirnya. Tapi INGET! Kita harus tetap yang utama percaya kepada Allah swt ;)

4.  Positive Thinking
Be positive thinking! Pikirannya ngga usah ngawur kemana-mana deh. Dijaga, dipelihara (kayak peliharaan?hehe) iyaaa.. sebisa mungkin jauhi diri kita dari suudzan alias berburuk sangka. Hukumnya dosa! Lagipula kalau kita pikirannya negatiiiiippp mulu, bawannya jadi murung mulu deh tu, muka jadi kusut kelihatannya, cepet tua deh! Sooo, husnudzan ;)

5.  Pengertian
Ngerti ngerti ngerti! Pengertian disini maksudnya, kita sebisa mungkin coba untuk ngertiin pasangan. Ngobrol bareng. Maunya gimana-gimana, terus cocokin. Besides, contohnya ni misal pasangan kita biasanya telepon sehari 10x (lebeey) tapi karena kerja or kuliah jadi jarang telepon, frekuensi neleponnya berkurang, atau tidak sama sekali.. Yaudah lah gapapa, harap maklumin. Sms kan masih bisa. Yaga? :) kita ngga usah pake marah-marah, kan bisa ngomong baik-baik. Jangan galak-galak ah ngga enak sama tetangga berisik teriak-teriak. Hehe ;p

6.  Komunikasi
That's importaaaant! Tanpa komunikasi? Apa yang dirasa. Yaa disini maksudnya harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan pasangan apapun caranya. Mungkin lewat surat? Pager? (duluuuuu banget itu ki) hehe, teknologi udah canggih sekarang. Bisa lewat telepon, sms, email, twitter, facebook or anything else. Pokoknya keep in touch with your partner deh :)

Oke..
Saya rasa cukup segitu aja tips super sederhana dari saya.
Semoga bisa bermanfaat bagi kalian. Amin..
Kurang lebihnya mohon dimaafkan (^_^)


Gambar: www.google.co.id

Mengulas Buku Voice of Heart (Menyingkap Rahasia di Balik Perilaku Anak)

Saya ini termasuk orang yang suka membaca, apapun itu, lewat buku atau media lainnya. Intinya bacaaa! Hehe. Saya punya rasa ingin tahu yang cukup besar, jadi kalau ada hal sekecil apapun terutama yang saya belum tahu, saya berusaha untuk tahu akan hal tersebut. Dan jujur saja, saya suka yang murah-murah. Eits.. maksudnya disini barang yang murah meriah. Dengan harga yang murah, tetapi tetap mendapatkan kepuasan yang maksimal. (^_^)

Sampai pada saat waktu itu saya sedang berkunjung ke sebuah apotek hendak membeli obat, ternyata disamping apotek tersebut ada toko buku yang sedang diskon up to 70%. Wow! Tergoda saya dibuatnya. Hihi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk ke toko buku tersebut. Setelah saya lihat-lihat, yaa wajar di diskon karena sebagian besar bukunya adalah stok lama. Bisa dibilang seperti cuci gudang. Namun, hal tersebut tidak mengurungkan niat saya untuk melihat dan membaca buku-buku nya. Pada akhirnya mata saya tertuju pada satu buku yaitu "Voice of Heart; Menyingkap Rahasia di Balik Perilaku Anak." Saya memutuskan untuk membelinya dengan harga yang cukup miring dari harga aslinya.

Ini bukunya! :D
 

Buku Voice of Heart ini ditulis oleh V. Dwiyani terbitan tahun 2009. Pada cover buku tersebut terdapat tulisan panduan bagi guru & orang tua. Nah.. tapi kan saya bukan guru dan belum jadi orang tua? Gapapa. Toh kelak nanti saya akan menjadi orang tua, yaa anggap saja sebagai persiapan dini. Hehe. Terdiri dari 180 halaman didalamnya. Cukup sedang, tidak terlalu tebal dan tipis.

Karena waktu dan tempat terbatas (ehem.. :p) saya disini akan membahas beberapa judul kecil saja yang ada di dalam buku tersebut.

Berikan Hukuman yang Mendidik untuk Anak
Pada umumnya , orang tua memberikan tiga jenis hukuman. Jenis pertama berupa hukuman fisik, seperti cubitan, pukulan, jeweran, dan sebagainya. Hukuman jenis kedua adalah hukuman emosi, seperti didiamkan, dibentak, diejek, dan sebagainya. Dan jenis terakhir adalah hukuman materi, seperti pemotongan uang jajan, penyitaan alat permainan, dan lain-lain.
Ketiga jenis hukuman diatas tampaknya memang paling mudah dilakukan. Hukuman yang edukatif atau mendidik justru jarang dilakukan oleh para orang tua. Hukuman yang bersifat edukatif adalah hukuman yang memberikan nilai tambah kepada anak.

Contoh hukuman edukatif:
Seorang ibu terhadap putranya yang terlambat pulang ketika bermain dengan teman-temannya. Ia meniadakan waktu menonton televisi sebagai ganti waktu yang telah dihabiskan anaknya di luar rumah bersama teman-temannya. Waktu menonton televisi harus dihunakan untuk membaca cerita dari sebuah buku. Setelah membaca buku, anak itu harus menceritakan ulang apa yang telah dibacanya.

Nah, hukuman edukatif seperti apa yang cocok untuk anak-anak? Harus mulai lebih jeli menemukan nilai dari setiap kegiatan yang dilakukan anak.


Hati-hati terhadap Rasa Bersalah
Apa hubungan antara rasa bersalah dengan pengulangan kesalahan pada anak? Ternyata rasa bersalah yang kita alami dalam menjalani peran sebagai orang tua, justru sering menjadi motivator anak untuk mengulangi kesalahan yang sama? Kenapa yah?
Rasa bersalah itu menyakitkan dan membebani. Siapa pun pasti enggan mengalaminya, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, rasa bersalah haruslah diolah agar kita mampu memaafkan diri sendiri, dan berdamai dengan diri sendiri. Jika sudah mampu berdamai dengan diri sendiri, maka kita tidak perlu dikejar oleh rasa bersalah untuk kemudian mencari sarana yang salah, guna mengurangi rasa bersalah tersebut. Orang tua boleh menyadarkan anak akan kesalahnnya, namun mereka juga berkewajiban membantu anak untuk memaafkan dirinya sendiri sehingga tidak dibebani oleh rasa bersalah yang berkepanjangan.


Anak Butuh Kebersamaan
Kebersamaan bukan sekedar bermakna "secara fisik ada bersama-sama". Kebersamaan yang dimaksud disini adalah  keterlibatan secara aktif. Di dalam kebersamaan kita harus memasukkan unsur empati.
Kebersamaan bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan belajar besama. Dalam kegiatan belajar bersama itu, sebuah komitmen ditetapkan. Seperti durasi atau batas waktu belajar, tidak boleh berisik, dan sebagainya. Tujuannya ialah untuk membangun suasana.

Sekilas mengenai buku Voice of Heart. Sangat berguna bukan ketika kita dihadapkan oleh anak-anak? Mudah-mudahan berguna ya..

Membawakan Diri dalam Berhubungan dengan Orang Lain

Bagaimana kita dalam membawakan diri di hadapan orang lain? Yap! Pertanyaan tersebut pernah saya dapatkan sewaktu kuliah semester 3 pada mata kuliah Psikologi Sosial 1. Ada beberapa materi di dalamnya. Tetapi sebelum kita masuk ke materi tersebut, izinkan saya menyampaikan sepatah dua patah kalimat (cielah..) alias pembukaan dalam tulisan ini.

Kita semua adalah manusia. Manusia adalah makhluk sosial. Pastinya kita sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain. Kita tidak bisa hidup sendirian di dunia ini tanpa kehadiran orang lain. Di mana sehari-hari kita perlu berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain, baik komunikasi secara langsung ataupun tidak langsung. Itu semua pasti terjadi.  Mulai dari orang yang muda sampai yang tua. Banyak orang-orang di sekeliling kita yang biasa kita lihat, mereka mempunyai banyak teman dan mudah untuk bergaul dengan orang lain, sekalipun yang belum dikenal. Senang sekali rasanya kalau seperti itu.. Bagaimana dengan kita? Kita juga harus bisa seperti mereka yang dikelilingi banyak teman. Yuk kita mulai ke pembahasan..

Setiap orang di antara kita adalah bagian dari sosial kita, interaksi yang terjadi memberikan banyak pilihan kita dalam mempresentasikan diri.

Apa itu mempresentasikan diri?
Mempresentasikan diri adalah proses umum yang biasa digunakan untuk menciptakan image sosial tentang diri kita kepada orang lain.

Motif utama yang umum terjadi di dalam hubungan sosial adalah untuk menjaga kesan "tampak baik" bagi orang lain. Melalui strategi diantaranya:
  • Self-promotion : usaha agar orang lain menilai diri kita secara positif.
  • Self-image     : usaha untuk menunjukkan penggambaran diri kita kepada orang lain.

Strategi Untuk Mempresentasikan Diri

Mengambil hati (Ingratiation)
yakni strategi interpersonal yang dirancang untuk membuat orang lain menyukai diri yang kita bawakan.
Dengan cara:
1. Other enhancement (meninggikan orang lain)
seperti memberikan pujian, rayuan (flattering), dan komplimentari yang membuat orang lain merasa dirinya dihormati dan mendapatkan kebahagiaan.

2. Opinion conformity (konformitas opini)
seperti memberikan persetujuan, kepatuhan, dan kesamaan sikap berdasarkan keputusan diri sendiri.

3. Rendering favor (bersikap ramah)
menunjukkan sikap yang ramah, penuh dengan senyuman, greeting dan grooming.

4. Unjuk kemampuan
melakukan unjuk gigi (bukan ngeliatin gigi kita lho hehe) artinya menunjukkan bakat atau kemampuan kita. Meskipun kemampuan terbatas tetapi bisa membaca kapan kemampuan itu perlu ditunjukkan pada waktu yang tepat.


Intimidasi
ialah mempengaruhi orang lain dengan tampilan atau strategi menciptakan adanya rasa takut.
Misal, memberikan ancaman kepada orang lain.

Self Promotion
ialah upaya yang dilakukan untuk menunjukkan diri sebagai orang yang kompeten, memiliki ketrampilan, dan keahlian secara proaktif.
Misal, menampilkan trait positif dan mempesona kepada orang lain dengan menunjukkan keberadaan diri.

Exemplefication
ialah upaya yang dilakukan untuk membuat dirinya mengesankan dengan cara menunjukkan adanya pemberian contoh perilaku dan menunjukkan integritas diri.
Misal, dengan meraih prestasi di manapun seseorang berada sehingga dapat menjadi contoh bagi yang lain.

Supplification
ialah upaya yang dilakukan untuk mempresentasikan diri dengan cara mengiklankan kelemahan dan ketergantungannya kepada orang lain.
Misal, mencari simpati atau menunjukkan diri yang hopeless. Bentuknya bisa dengan mengatakan permohonan kepada orang lain.

Self-handicaping
ialah strategi untuk memunculkan kompetensi diri dengan jalan menunjukkan adanya pelemahan diri.
Misal, saya adalah orang yang kurang mampu yang mau belajar, tetapi saya tidak punya buku pelajaran untuk mempelajari bahan kuliah. Jadinya bisa dimaklumi karena tidak punya fasilitas. Dan semakin dipuji (tidak punya buku saja nilainya bagus, apalagi punya buku).

Self BIRGing
ialah upaya untuk mempresentasikan diri sebagai orang yang menyenangkan dan hebat dengan mengasosiasikan diri dengan kemegahan orang lain.
Misal, seseorang menceritakan tentang sahabatnya yang hebat, untuk memunculkan image bahwa seseorang tersebut seolah-olah juga hebat. Padahal tidak ada kaitannya.

Self-monitoring
ialah kendali yang digunakan untuk memanipulasi citra dan kesan (tampilan diri) mengenai diri sendiri di hadapan orang lain.

Gimana teman-teman semua.. Apakah sudah cukup mengerti tentang membawakan diri dalam berhubungan dengan orang lain? Mudah-mudahan pembahasan dalam tulisan diatas dapat menambah pengetahuan kita semua. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Silakan komen yaa :D

Sumber referensi: catatan kuliah Psikologi Sosial 1 dari Pak Erik.

Selasa, 20 Maret 2012

Konsep Kesehatan Mental (tulisan)

 


         Konsep Sehat dan Dimensinya
       Siapa yang tau.. Sehat itu apa? Kalian dalam keadaan sehat kah sekarang ini? Yuuk coba kita baca dulu tulisan yang ini. Pengertian mengenai sehat mempunyai batasan yang berbeda-beda. Mungkin orang secara umum mengartikan sehat sebagai keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya. Sebagian dari kita juga mendefinisikan sehat lebih berfokus pada fisik semata, misalnya sehat adalah keadaan tidak sakit. Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, sehat atau kesehatan dirumuskan sebagai berikut: “Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial.” Berbeda dengan batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1974 yang lebih luas yakni sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
         Dalam memahami konsep sehat pastinya berkaitan erat dengan pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Terdapat model-model kesehatan antara model barat dan model timur ada perbedaan antara kedua model tersebut yaitu Barat memandang kesehatan bersifat dualistik melihat tubuh manusia seperti mesin dan dipengaruhi oleh dominasi medis, sedangkan Timur lebih bersifat holistik, melihat kesehatan secara menyeluruh dan saling terkait.
        Diatas merupakan gambaran tentang konsep sehat. Jadi, apakah konsep sehat itu? Konsep sehat adalah suatu konsep yang muncul dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya yang kita lakukan untuk mendapatkan status sehat pada tubuh kita. Selain itu, pamahaman konsep sehat juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan antara pikiran, jiwa (mental & spiritual), dan fisik (lahiriah). Konsep sehat inilah yang akan menuntun kita pada pola sehari-hari yang sehat.

Berikutnya akan dijelaskan mengenai empat dimensi kesehatan yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang ataupun kelompok masyarakat:
a.   Kesehatan fisik
Ialah tidak merasa sakit atau tidak ada keluhan dan secara klinis tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan.
b.   Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yaitu:
1)   Pikiran --> pikiran yang sehat itu tercermin dari cara berpikir dan jalan pikiran mampu berpikir logis.
2)   Emosional --> emosional yang sehat tercermin dari kemampuan mengekspresikan emosinya, misal sedih, gembira dll.
3)  Spiritual --> spiritual yang sehat tercermin dari cara mengekspresikan rasa syukur, pujian, keagungan dsb terhadap Sang Pencipta. Dapat dilihat dari praktik keagamaan atau keyakinan.
c.   Kesehatan sosial
Ialah mampu berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama dsb.
d.   Kesehatan dari aspek ekonomi
Seseorang yang produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menjadi pemasukan finansial terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya.


           Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

          Sejarah kesehatan mental merupakan suatu cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Zaman dahulu kala, nenek moyang kita mengalami gangguan-gangguan mental. Mereka menderita berbagai keluhan pada jiwa/mental dan juga seperti demam. Sejak itulah manusia mulai menjelaskan penyakit mental, cara mengatasi dan memulihkannya.

Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan baik mental maupun fisik. Menurut mereka misal gigi yang sakit dan orang yang gila disebabkan oleh roh-roh jahat atau mantera-mantera musuh. Jadi, perawatannya dilakukan seperti menggosok, mengisap, menjilat, dan membalut.

Peradaban Awal
Dari 5000 tahun SM sampai 500 tahun M, penyakit mental mulai menjadi hal yang umum terjadi. Di Mesir bercorak magis dan berhubungan dengan agama dalam melindungi kesehatan. Di Yahudi terdapat dokter sekaligus imam untuk merawat penyakit mental. Di Persia, setan-setan menjadi penyebab penyakit mental dan penyakit lainnya. Di Cina, gangguan mental dianggap sebagai penyakit dan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang. Saat di Yunani mulai dilakukan penelitian-penelitian modern dan banyak terminologi psikiatri modern.
Berdasarkan kutipan sejarah perkembangan kesehatan mental diatas, dapat disimpulkan bahwa pandangan masyarakat apa itu sakit mental ternyata berbeda-beda dan mengalami perkembangan terus menerus. Dunia medis juga memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman tentang gangguan mental.


           Perkembangan Kepribadian Menurut Freud

     Teori dari Freud dikenal sebagai Teori Psikoseksual. Freud berpendapat bahwa kepribadian telah cukup terbentuk pada akhir tahun kelima dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya elaborasi terhadap struktur dasar itu. Kepribadian itu berkembang dalam hubungan dengan empat macam sumber tegangan pokok, yaitu:
a.      a. Proses-proses pertumbuhan fisiologis
Seiring berjalannya waktu dan usia, pertumbuhan fisik manusia akan mengalami perubahan yang tampak.
b.      b. Frustasi
Frustasi mungkin pernah dialami sebagian orang, dimana individu merasa putus asa tetapi semua nya harus tetap berlanjut untuk lebih baik.
c.       c. Konflik
Ketidaksesuaian sesuatu hal yang kita inginkan dapat menimbulkan konflik, baik konflik dalam diri sendiri maupun dengan orang lain.
d.      d. Ancaman
Suatu kondisi dimana individu dalam keadaan yang terancam, sehingga individu diharapkan bisa terhindar atau melindungi diri dari ancaman-ancaman.

Identifikasi adalah metode yang digunakan untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang tak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri.

Pemindahan adalah terjadi pemindahan sampai ditemukan objek yang mampu mengurangi tegangan.
Freud mendefinisikan perkembangan kepribadian ialah belajar mempergunakan cara-cara baru dalam mereduksikan tegangan.

            Tahap-tahap perkembangan:
a.    a. Tahap Oral
Sumber kenikmatan berasal dari mulut, misal makan. Bisa juga menelan makanan dan menggigit.
b.    b. Tahap Anal
Sumber kenikmatan berasal dari dubur dalam fungsi pembuangan. Misal, toilet training.
c.    c. Tahap Phalik
Yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan-perasaan seksual. Di mana ada rasa afeksi dari orangtua yang jenis kelamin berbeda dengannya. Contoh: Kompleks Oedipus.
d.    d. Tahap Genital
Daya tarik seksual, sosialisai, perencanaan karier dll mulai muncul. Misal, anak remaja mulai mencintai orang lain.


           Perkembangan Kepribadian Menurut Erikson

          Teori dari Erikson dikenal sebagai Teori Psikososial. Terdapat 8 tahap perkembangan kepribadian yang diuraikan sebagai berikut:
a.     Kepercayaan Dasar vs. Kecurigaan Dasar
Bayi mulai mengembangkan rasa percaya kepada orang lain, terutama ibunya. Ia belajar mempercayai dirinya sendiri. Yang diperlukan orangtua keibuan dan dapat dipercaya yang responsif terhadap kebutuhan-kebutuhannya, seperti makanan dan kehangatan.

b.     Otonomi vs. Perasaan Malu dan Keragu-raguan
Anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban dan haknya bagi dirinya. Inilah tahap berkembangnya kebebasan pengungkapan diri dan sifat kasih sayang.

c.      Inisiatif vs. Kesalahan
Tahap inisiatif ialah masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab. Anak menampilkan diri lebih maju dan lebih “seimbang” secara fisik maupun kejiwaan. Bahayanya ialah perasaan bersalah yang dapat menghantui anak.

d.     Kerajinan vs. Inferioritas
Anak harus belajar mengontrol imajinasinya yang sangat kaya dan mulai masuk pendidikan formal. Ia mengembangkan sikap rajin dan mempelajari ganjaran dari ketekunan.  Bahayanya ialah anak bisa mengembangkan perasaan rendah diri.

e.       Identitas vs. Kekacauan Identitas
Individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, bahwa ia manusia unik. Mulai menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya sendiri. Tetapi juga bisa merasa terisolasi, hampa, dan bimbang yang menyebabkan kekacauan identitas.

f.       Keintiman vs. Isolasi
Orang-orang dewasa awal siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mendambakan hubungan yang intim. Bahayanya ialah isolasi, yakni cenderung menghindari hubungan dengan orang lain karena tidak mau melibatkan diri dalam keintiman.

g.      Generativity vs. Stagnasi
Perhatian terhadap apa yang dihasilkan dalam keturunan, ide-ide dsb. Nilai pemeliharaan (care) berkembang. Bahayanya ialah tidak memelihara atau melanjutkan sesuatu yang generasional.

h.      Integritas vs. Keputusasaan
Integritas adalah suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda dan orang-orang, produk, dan ide. Bahayanya ialah keputusasaan tertentu menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan. Ini bisa memperburuk perasaan bahwa kehidupan ini sudah tidak berarti dan ajal sudah dekat.



            Kepribadian Sehat

Apakah kepribadian sehat itu? Seperti apakah kepribadian yang sehat? Mungkin ini pertanyaan pertama kali yang ada di benak saya ketika mendengar dan melihat kata kepribadian sehat. Saya, sebagai orang yang sedang dalam proses belajar, berusaha memberikan definisi tentang kepribadian sehat adalah kepribadian yang kita miliki terlihat baik dan tidak ada gangguan yang menyimpang atau abnormal. Benar atau tidak ya? Kita mulai membahas mengenai kepribadian sehat.
Menurut Schultz dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pertumbuhan, konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang dan kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui. Banyak ahli psikologi percaya bahwa penelitian tentang kepribadian yang sehat akan menjadi fokus utama psikologi.

Model Allport
Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, ke peristiwa-peristiwa kontemporer dan pristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali pada peristiwa masa kanak-kanak. Dan juga orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan dan visi itu mempersatukan kepribadian.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa orang yang mempunyai kepribadian sehat ialah bersandar kuat pada masa depan, tanpa mengganti masa sekarang dengan masa depan. Orientasi kita harus ke tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang serta perhatian kita terhadap kehidupan yang terus berlangsung. Dan juga selain itu, dari pandangan lainnya kepribadian sehat sebagaimana mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki.



Daftar Pustaka

Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Schultz, D., (1991). Psikologi pertumbuhan; model-model kepribadian sehat. Yogyakarta:        Penerbit Kanisius

Hall, C.S., Lindzey, G., (1993). Psikologi kepribadian 1; teori-teori psikodinamik (klinis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Notoadmodjo, S., (2010). Promosi kesehatan; teori & aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Semiun, Y., (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Wratsongko, M., (2010). Shalat jadi obat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


Gambar: https://www.google.co.id/

Konsep Kesehatan Mental (tugas)

         Konsep Sehat dan Dimensinya
       Siapa yang tau.. Sehat itu apa? Kalian dalam keadaan sehat kah sekarang ini? Yuuk coba kita baca dulu tulisan yang ini. Pengertian mengenai sehat mempunyai batasan yang berbeda-beda. Mungkin orang secara umum mengartikan sehat sebagai keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya. Sebagian dari kita juga mendefinisikan sehat lebih berfokus pada fisik semata, misalnya sehat adalah keadaan tidak sakit. Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, sehat atau kesehatan dirumuskan sebagai berikut: “Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial.” Berbeda dengan batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1974 yang lebih luas yakni sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
         Dalam memahami konsep sehat pastinya berkaitan erat dengan pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Terdapat model-model kesehatan antara model barat dan model timur ada perbedaan antara kedua model tersebut yaitu Barat memandang kesehatan bersifat dualistik melihat tubuh manusia seperti mesin dan dipengaruhi oleh dominasi medis, sedangkan Timur lebih bersifat holistik, melihat kesehatan secara menyeluruh dan saling terkait.
        Diatas merupakan gambaran tentang konsep sehat. Jadi, apakah konsep sehat itu? Konsep sehat adalah suatu konsep yang muncul dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya yang kita lakukan untuk mendapatkan status sehat pada tubuh kita. Selain itu, pemahaman konsep sehat juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan antara pikiran, jiwa (mental & spiritual), dan fisik (lahiriah). Nah, konsep sehat inilah yang akan menuntun kita pada pola sehari-hari yang sehat.

Berikutnya akan dijelaskan mengenai empat dimensi kesehatan yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang ataupun kelompok masyarakat:
a.   Kesehatan fisik
Ialah tidak merasa sakit atau tidak ada keluhan dan secara klinis tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak ada gangguan.
b.   Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yaitu:
1)   Pikiran --> pikiran yang sehat itu tercermin dari cara berpikir dan jalan pikiran mampu berpikir logis.
2)   Emosional --> emosional yang sehat tercermin dari kemampuan mengekspresikan emosinya, misal sedih, gembira dll.
3)  Spiritual --> spiritual yang sehat tercermin dari cara mengekspresikan rasa syukur, pujian, keagungan dsb terhadap Sang Pencipta. Dapat dilihat dari praktik keagamaan atau keyakinan.
c.   Kesehatan sosial
Ialah mampu berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama dsb.
d.   Kesehatan dari aspek ekonomi
Seseorang yang produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menjadi pemasukan finansial terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya.


           Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

          Sejarah kesehatan mental merupakan suatu cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Zaman dahulu kala, nenek moyang kita mengalami gangguan-gangguan mental. Mereka menderita berbagai keluhan pada jiwa/mental dan juga seperti demam. Sejak itulah manusia mulai menjelaskan penyakit mental, cara mengatasi dan memulihkannya.

Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan baik mental maupun fisik. Menurut mereka misal gigi yang sakit dan orang yang gila disebabkan oleh roh-roh jahat atau mantera-mantera musuh. Jadi, perawatannya dilakukan seperti menggosok, mengisap, menjilat, dan membalut.

Peradaban Awal
Dari 5000 tahun SM sampai 500 tahun M, penyakit mental mulai menjadi hal yang umum terjadi. Di Mesir bercorak magis dan berhubungan dengan agama dalam melindungi kesehatan. Di Yahudi terdapat dokter sekaligus imam untuk merawat penyakit mental. Di Persia, setan-setan menjadi penyebab penyakit mental dan penyakit lainnya. Di Cina, gangguan mental dianggap sebagai penyakit dan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang. Saat di Yunani mulai dilakukan penelitian-penelitian modern dan banyak terminologi psikiatri modern.

Berdasarkan kutipan sejarah perkembangan kesehatan mental diatas, dapat disimpulkan bahwa pandangan masyarakat apa itu sakit mental ternyata berbeda-beda dan mengalami perkembangan terus menerus. Dunia medis juga memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman tentang gangguan mental.



Daftar Pustaka

Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Notoadmodjo, S., (2010). Promosi kesehatan; teori & aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Semiun, Y., (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Wratsongko, M., (2010). Shalat jadi obat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

 

Blog Template by YummyLolly.com